Wahananews ID | Orang yang menggunakan vaksin CoronaVac Sinovac hampir lima kali lebih mungkin mengalami gejala parah Covid-19 dibandingkan mereka yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty. Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan di Singapura.
Tim yang terdiri dari ahli penyakit menular dari National Center for Infectious Diseases (NCID) dan Kementerian Kesehatan (MOH), mengamati efektivitas yang relatif lebih rendah dari dua vaksin virus utuh yang tidak aktif (Sinovac dan Sinopharm), terhadap infeksi Covid-19 dibandingkan dengan vaksin mRNA (Pfizer-BioNTech dan Moderna).
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Hasilnya,mereka yang menyimpulkan vaksin Sinovac adalah 4,59 kali lebih mungkin untuk mengalami Covid-19 parah dibandingkan dengan mereka yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Mereka juga 2,37 kali lebih mungkin terinfeksi, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.
"Individu yang divaksin dengan dua dosis vaksin virus utuh yang tidak aktif diamati memiliki perlindungan yang lebih rendah terhadap infeksi Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang divaksinasi dengan vaksin mRNA," kata penelitian yang dipublikasikan pada Selasa (12/4/2022), dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/4/2022).
"Namun demikian, baik vaksin mRNA dan vaksin virus utuh yang tidak aktif, memberikan perlindungan yang cukup terhadap gejala parah Covid-19 dan vaksinasi tetap menjadi strategi utama melawan pandemi."
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Adapun, gejala parah dalam penelitian tersebut didefinisikan sebagai mereka yang membutuhkan suplementasi oksigen di rumah sakit, masuk unit perawatan intensif (ICU), atau kematian.
Temuan juga menunjukkan bahwa vaksin Moderna lebih efektif dalam mencegah gejala parah dibandingkan dengan vaksin Pfizer-BioNTech.
Mereka yang menggunakan Moderna ditemukan kurang dari setengah (0,42) kali lebih mungkin mengembangkan Covid-19 yang parah daripada penerima Pfizer-BioNTech, dan mereka juga lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi.