WahanaNews.id | Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Sianipar, mengatakan, pihaknya memang sempat membagikan nasi kotak kepada banyak warga di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara, yang menyebabkan keracunan massal.
Namun demikian, dia menampik jika makanan tersebut dibuat langsung oleh PSI.
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
"PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk rice box tersebut. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program rice box ini dari publik," tutur Michael kepada awak media, Senin (25/10/2021).
Dia memerinci, sejauh ini PSI bekerja sama dengan UMKM dan menyebarkan nasi kotak tersebut ke lebih dari 300 ribu tangan di seluruh Indonesia.
Kendati demikian, dia tak menampik adanya kejadian di Kampung Beting yang menyebabkan keracunan pada puluhan warga setelah menyantap nasi kotak yang disalurkan PSI.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
"Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan. Kami juga telah memberikan bantuan bagi para korban keracunan makanan," tuturnya.
Saat ini, pihaknya mengaku sedang menindaklanjuti dan mendalami pemilik warung yang membuat makanan tersebut.
Diakui dia, pemilik UMKM itu juga sudah menyampaikan maaf kepada PSI dan warga yang terkena musibah.
"Kami akan memastikan hal serupa tidak terjadi," kata dia.
Lebih jauh, Ketua DPD PSI Jakarta Utara, Darma Utama, mengatakan, makanan siap saji itu memang digelar PSI sejak April 2021.
Menyoal kejadian tersebut, Darma mengaku sudah melakukan penyelidikan internal agar kasus lainnya tidak terjadi.
"Kami tetap berpikir positif bahwa ini murni kelalaian semata tanpa unsur kesengajaan. Kami menunggu proses penyelidikan berlangsung,” jelas Darma.
Dia menambahkan, PSI juga sudah memberikan santunan kepada 29 orang yang menjadi korban.
"Jadi PSI tidak membuat makanan. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik," kata Darma.
Darma menambahkan, rice box PSI esensinya adalah mendukung UMKM yang terdampak pandemi agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat.
Terpisah, pemilik warung distributor nasi kotak tersebut, Lidya, menurut PSI telah meminta maaf atas kejadian yang berlangsung.
Secara khusus, pihak Lidya sudah bekerja sama dengan PSI untuk menyediakan makanan dalam program nasi kotak sejak Agustus lalu.
Jumlah makanan yang disalurkan pihak Lidya, sejauh ini diklaim lebih dari seribu nasi kotak.
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini murni kesalahan saya,” kata Lidya, dalam keterangan pers PSI.
Terpisah, pengurus PSI Jakarta, Norman Lianto, mengatakan, partainya mengikuti proses hukum pada kasus nasi kotak di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara, di Kepolisian Sektor Koja.
Menurut dia, saat ini divisi hukum PSI sudah mengurus hal-hal terkait di Polsek Koja.
"Sedang melakukan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP)," kata Norman, saat mendampingi Plt Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, menjenguk warga keracunan.
Sebelumnya, Ketua RW 06 Koja, Suratman, mengaku, beberapa warganya memang mengalami keracunan saat menyantap nasi kotak dari salah satu partai.
Meski tak menyebut nama partai tersebut, lambat laun PSI sendiri yang mengakui asal keracunan tersebut.
Suratman menambahkan, pada awalnya, saat ada keracunan, sekitar 35 orang diperiksa.
Hasilnya, sebanyak 29 orang memutuskan untuk berlanjut menerima perawatan di rumah sakit (RS), meski 24 lainnya diizinkan pulang, lima lainnya masih dalam proses perawatan.
"Enggak ada acara apa-apa. Jadi cuma spontan saja memberi gitu karena kedekatan teman aja," jelas Suratman. [jfm]