WahanaNews.ID | Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim bakal menyelidiki pernyataan berisi ancaman pembunuhan yang disampaikan oleh peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin kepada warga Muhammadiyah.
"Sedang kita profiling terkait pernyataan tersebut, untuk ditindaklanjuti," kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid saat dikonfirmasi, Senin (24/4).
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Kendati demikian, Andi belum mau berbicara banyak ihwal kasus ini. Ia hanya menyebut pernyataan itu ditemukan pihaknya berdasarkan patroli siber.
"Statement tersebut kita temukan dari hasil patroli siber," ucap dia.
Unggahan peneliti astronomi BRIN Andi Pangerang bernada mengancam warga Muhammadiyah sebelumnya viral di media sosial.
Baca Juga:
22 Tsunami Gate dan 20 Akselerograf Siap Deteksi Bahaya Megathrust di Banten
Pernyataan Andi itu mengomentari pernyataan peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin terkait dengan perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," demikian pernyataan Andi di Facebook.
Andi turut mengakui Muhammadiyah merupakan saudara seiman dan rekan diskusi keilmuan dengan BRIN. Namun kini BRIN sudah menganggap jemaah Muhammadiyah sebagai musuh dalam hal keilmuan progresif, termasuk dalam perbedaan penetapan hari Idulfitri 1444 Hijriah.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?"
Andi pun telah membenarkan bahwa itu merupakan pernyataan yang ia sampaikan di kolom komentar akun media sosial Thomas Djalaludin.
Ia menyatakan bakal mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf. Andi juga tengah berupaya untuk duduk bersama dengan PP Muhammadiyah.
"Betul itu percakapan saya dengan beliau (Thomas Djamaludin). Saat ini saya sedang mengupayakan pertemuan dengan Muhammadiyah untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf," kata Andi dikutip CNNIndonesia, Senin (24/4).
Terpisah, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan akan mengkonfirmasi kebenaran penulis komentar itu. Jika benar hal itu dilakukan oleh penelitinya, itu akan diproses Majelis Etik ASN.
"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," kata Tri Handoko dalam keterangan tertulis.[zbr]