WahanaNews.ID | Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan ke pabrik minyak merah di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (6/1/2033).
Dalam kunjungannya, ia ditemani oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.
Baca Juga:
Dosen Unram Diduga Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi, Dipecat!
Pada saat kunjungan, Erick menyampaikan bahwa pabrik minyak makan merah ditargetkan akan beroperasi pada awal tahun ini. Percepatan pengoperasian
tersebut guna merespons kebutuhan minyak goreng (migor) bagi masyarakat.
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan telah beroperasinya pabrik ini, diharapkan dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng, menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat, serta memberikan nilai tambah bagi petani sawit," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (8/1/2023).
Erick Thohir optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang selama ini kerap terjadi, mulai dari harga yang tinggi hingga langkanya ketersediaan produk di pasaran.
Baca Juga:
Universitas Al Azhar Medan Gelar Uji Publik Satgas PPKS
Dia berharap, pengembangan proyek ini bisa berjalan dengan baik dan dapat menjadi contoh untuk dikembangkan ke seluruh Tanah Air.
"Jika ini berhasil, maka bukan hanya petani kelapa sawit yang diuntungkan, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Karena kepentingan rakyatlah yang menjadi tujuan utama kita, yang telah diberi tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraannya," ungkapnya.
Sebagai informasi, kunjungan tersebut dilakukan guna meninjau progress pembangunan pabrik minyak makan merah yang tengah digarap oleh PTPN Group.
Mohammad Abdul Ghani mengungkapkan, di Sumatera Utara sendiri ada tiga pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak goreng per hari yang sedang dikerjakan, yaitu di
Kabupaten Deli Serdang, Langkat, dan Asahan.
"Pabrik ini merupakan pilot project yang teknologinya dikembangkan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai salah satu anak usaha kami," ujar Abdul Ghani.
Lebih lanjut Abdul Ghani mengatakan, jika pembangunan pabrik minyak makan merah di tahap pertama sukses, maka nantinya proyek minyak makan merah akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
"Dengan begitu, kita harapkan isu minyak goreng untuk masyarakat kecil tidak akan ada lagi, bahkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M. Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, inovasi teknologi yang dilakukan PPKS bersama PT Riset Perkebunan Nusantara dapat menghasilkan sekitar 500 kg minyak makan merah per jam.
"Minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit memiliki nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan," ujar Edwin.
Menurut Edwin, dibanding dengan minyak sawit merah dalam bentuk Virgin Palm Oil (VPO), komposisi asam lemak jenuh dalam minyak makan merah jauh lebih rendah. Vitamin A yang banyak terkandung dalam minyak makan merah, mampu menggantikan suplementasi vitamin A untuk mencegah stunting.
Untuk menjamin kualitas produk, Badan Standarisasi Nasional (BSN) juga telah
mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produksi massal minyak makan merah.
"Minyak makan merah terbukti lebih dari sekadar minyak goreng, karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutriennya," terang Edwin.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir pula Wakil Gubernur Sumut Musa Rajeck Shah, Direktur PTPN II Irwan Perangin-Angin, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M. Edwin Syahputra Lubis, dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.[zbr]