WahanaNews.id, Jakarta - Indonesia mendapat dukungan Jepang untuk 24 proyek transisi energi, sebagai hasil konkret dari KTT Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diselenggarakan di Tokyo pada Senin (18/12/23).
“Sebagai deliverables, terdapat 69 kerja sama transisi energi dalam kerangka AZEC di mana 24 di antaranya adalah proyek transisi energi untuk Indonesia atau antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Jepang,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika menyampaikan keterangan pers secara daring, usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT AZEC.
Baca Juga:
Ketegangan Memuncak! Pesawat Pengintai China Masuki Langit Jepang
Proyek-proyek transisi energi yang mendapat dukungan Jepang merupakan kerja sama dengan sejumlah pihak, antara lain dengan PT PLN (Persero), dengan PPT Energy Trading Co Ltd, dengan Pupuk Indonesia, dan dengan Otorita IKN.
Sementara bidang kerja sama yang dicakup dari 24 MoU antara Indonesia dengan Jepang antara lain meliputi pelatihan untuk mempromosikan transisi energi, waste to energy, dekarbonisasi, pengembangan transmisi listrik, geothermal, serta green ammonia.
AZEC sendiri adalah platform kerja sama untuk mendorong pencapaian emisi nol bersih di kawasan, di mana Indonesia merupakan co-initiator bersama dengan Jepang.
Baca Juga:
Indonesia dan Jepang Tandatangani Protokol Perubahan IJEPA, Mendag: Hari Bersejarah Penyempurnaan IJEPA Lebih Modern
Negara peserta AZEC selain Indonesia dan Jepang adalah Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
KTT AZEC menghasilkan Leaders’ Joint Statement yang berisi antara lain komitmen memenuhi Paris Agreement yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi dan perlunya pendekatan yang dibuat sesuai kebutuhan dan kondisi setiap negara menuju dekarbonisasi.
Kemudian di dalam Pernyataan Bersama tersebut juga ditegaskan pengakuan berbagai macam teknologi dan inovasi untuk mempercepat transisi energi termasuk melalui CCS dan CCUS, pemanfaatan LNG sebagai bahan bakar transisi, promosi elektrifikasi, dan dekarbonisasi sektor transportasi, serta menggarisbawahi pentingnya meningkatkan pendanaan transisi melalui AZEC termasuk melalui promosi implementasi perdagangan karbon di kawasan.