Dari kebiasaan itu, dia merasa digerakkan untuk membaca Alkitab yang berada di tumpukan buku milik temannya.
Dia mulai membaca Perjanjian Lama dan menemukan kesamaan kisah dengan apa yang dibacanya selama ini. Merasa tidak enak selalu meminjam milik temannya, Melissa membeli sendiri Alkitab untuknya.
Baca Juga:
Kasus Dugaan TPPU Lukas Enembe, KPK Periksa Seorang Pramugari
Dia kecanduan dengan setiap ayatnya dan mengibaratkannya seperti membaca sebuah novel.
Hal itu membuat ibu tiga anak tersebut selalu membawa Alkitab kemanapun dia pergi, termasuk ketika harus bekerja.
“Aku menikmati semua prosesnya. Pulang terbang, berdiam diri di kamar dan mendengarkan lagu rohani sambil membaca Alkitab. Entah bagaimana, aku merasakan ketenangan,” katanya. Cukup lama, setelah hampir 6 bulan akhirnya Melissa selesai membaca seluruh isi Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru.
Baca Juga:
Ini Jumlah Formasi PPPK Tahun 2023 yang Akan Diterima Kabupaten Kerinci
Dia mengaku, ada banyak ayat yang tak bisa dipahaminya kala itu, namun dia memutuskan untuk tetap membacanya.
Dari situ, dia kemudian mulai mengikuti ibadah di salah satu gereja di Bali. Pengalaman itu, membuat dia yakin memilih Kristen sebagai agama barunya. Pada 2003, dia mendeklarasikan imannya sebagai seorang Kristen dengan dibaptis.
“Saat itu, usiaku masih sangat muda, awal 20-an. Itu keputusan yang sulit tapi sekaligus melegakan. Pada akhirnya aku belajar, iman itu adalah hubungan pribadi kita sama Tuhan bukan karena diwariskan,” katanya lagi. [tum]