WahanaNews.id | Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito memperingati seluruh warga di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk waspada akan dampak dari Badai La Nina.
Deret provinsi tersebut punya riwayat bencana hidrometeorologi basah akibat La Nina seperti banjir dan tanah longsor. Menurut data BNPB, daerah tersebut juga mencatat kejadian banjir dan tanah longsor terbanyak pada 2016-2020.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
"Dengan riwayat kejadian bencana hidrometeorologi basah yang cukup sering ditambah dengan peringatan dari BMKG terkait dampak La Nina, kewaspadaan pada daerah tersebut haruslah ditingkatkan," kata Ganip dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang disiarkan daring, Jumat (29/10).
Ia merinci beberapa kabupaten kota di Pulau Jawa yang menjadi perhatian BNPB, di antaranya di Provinsi Jawa Barat yakni Kab. Bogor, Kab. Sukabumi dan Kab. Bandung, lalu di Provinsi Jawa Tengah ada Kab. Cilacap, Kota Semarang dan Kab. Banyumas.
Kemudian di Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Ponorogo, Trenggalek, dan Situbondo. Satu provinsi di luar Jawa, yakni Provinsi Sulawesi Selatan juga turut menjadi perhatian BNPB, yakni di Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Bone.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
Ganip menyampaikan, pihaknya sudah menyusun rencana untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina.
"Kami sudah menginstruksikan kepada BPBD daerah untuk menyusun rencana kontijensi dalam menanggapi bencana hidrometeorologi basah ini," tuturnya. seperti dilansir dari WahanaNews.co, Sabtu, 30/10/21.
Sebelumnya BMKG menyampaikan prediksi peningkatan curah hujan 70-100 persen secara merata di Pulau Jawa-Bali akibat La Nina. Kepala Daerah yang wilayahnya rawan menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor diminta waspada. [jef]