WahanaNews.id | Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga yang berada di bawah kaki gunung tersebut untuk mewaspadai lahar dingin. Terutama saat curah hujan tinggi di kawasan gunung tersebut.
"Masyarakat diimbau agar selalu mewaspadai ancaman aliran lahar dingin, apabila intensitas hujan tinggi di puncak," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Stanis Ara Kian, Jumat (12/11).
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Dia mengatakan, selain potensi adanya lahar dingin dari puncak gunung, warga di kaki gunung juga diminta untuk mengantisipasi potensi lainnya, seperti longsoran material lapuk yang bisa saja terjadi akibat hujan.
"Untuk saat ini curah hujannya masih rendah, karena intensitas hujan masih kecil, tetapi warga juga perlu hati-hati karena cuaca buruk bisa terjadi kapan pun," ujarnya.
Stanis juga melaporkan erupsi gunung Ili Lewotolok masih terus terjadi, namun tinggi letusannya tidak tinggi dan tidak terlalu membahayakan.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
"Tinggi letusan antara 200-400 meter. Kalau meletus pada malam hari kita bisa melihat lava pijar," jelasnya. Seperti dilansir dari WahanaNews.co, Jumat (12/11/2021.
Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata sempat mengalami erupsi dengan ketinggian 4.000 meter pada November 2020, yang membuat warga di sekitar gunung api tersebut mengungsi.
Erupsi gunung api itu mengakibatkan penutupan penerbangan dari Kota Kupang ke Flores Timur dan ke Lembata. [jef]
