Wahananews ID | Kebakaran di sebuah rumah dan bengkel di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa (12/4/2022), dini hari telah merenggut nyawa 5 warga.
Diduga, penyebab tewasnya satu keluarga tersebut karena pintu rumah yang terkunci dari luar sehingga tak bisa menyelamatkan diri.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Sebuah rekaman video amatir yang diterima Selasa pukul 06.59 WIB memperlihatkan saat warga bersama petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) mencoba membuka pintu ruko yang terkunci dari luar.
Terlihat dalam video tersebut, sebagian warga berusaha membuka paksa pintu lipat. Kemudian salah satu kaki korban terlihat keluar.
Namun api yang sudah membesar akhirnya menghanguskan seluruh bagian dalam ruko sehingga nyawa para korban tak bisa diselamatkan.
Baca Juga:
Pemadam Kebakaran Trenggalek Padamkan Api yang Melahap Gudang Cengkeh Watulimo
Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Rahmat Kristantio membenarkan bahwa terdapat satu keluarga yang terdiri lima orang menjadi korban dalam kebakaran tersebut.
Kelima korban merupakan satu keluarga yang terdiri dari Faber Tampubolon (50) suami, Darmawati Simanjuntak (50) istri, Fransiskus Darius (15) anak, Maria AF (13) anak, dan Luise Tampubolon (9) anak.
Informasi yang dihimpun Faber Tampubolon berasal dari Kecamatan Siapahutar Kabupaten Tapanuli Utara.
Sudin Gulkarmat Jakarta Utara (Jakut) dan Kepulauan Seribu mengirimkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api di lokasi kejadian.
Pemadaman selesai sekitar pukul 03.20 WIB. Petugas langsung melakukan evakuasi terhadap lima jenazah untuk dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Terkunci dari luar
Anak pertama korban sekaligus satu-satunya anggota keluarga yang selamat dari kebakaran sempat berteriak histeris saat tahu tempat tinggal keluarganya terbakar.
Remaja bernama Branch Johan Shane Imanuel (19) itu bahkan ingin mengakhiri hidupnya dengan ikut melompat ke dalam kobaran api.
Hal itu disampaikan tetangga korban sekaligus saksi mata kejadian, Hendriyan (40) Tahun.
"Waktu kejadian api lagi berkobar-kobar, dia sempat ke sini (depan ruko yang terbakar). Dia bilang, mau lompat ke api mau mati aja. Dia bilang, 'Mau sama siapa lagi saya hidup?'," ujar Hendriyan di lokasi, Selasa (12/4/2022).
Melihat aksi Branch, Hendri pun mencoba mencegah dan melarangnya mendekat ke area ruko yang sedang dilalap si jago merah.
"Dia bilang, 'Sudah kosong gitu gimana saya mau hidup,' katanya. Saya bilang, gampanglah mau hidup gampang yang penting lu minggir dulu," kata Hendriyan mengulang ucapannya saat itu.
Saat Branch teriak histeris, Hendriyan sempat membawa anak itu ke tempat yang lebih aman. Dia mengarahkan ke tempat indekos karyawan bengkel orangtuanya itu.
Hendriyan menambahkan, korban di dalam ruko itu sempat menggedor pintu bengkel dan berteriak minta tolong.
Saat api sedang membara, warga yang sudah berkumpul di depan lokasi mengetahui bahwa korban masih berada di dalam ruko.
Mereka bahkan berteriak meminta pertolongan untuk dibukakan pintu rolling door.
"Warga tahu (korban masih di dalam), kedengeran mereka minta tolong. Tapi bagaimana, api besar. Mereka gedor-gedor rolling door juga kedengaran," kata dia.
Namun, ujar dia, kondisi api yang besar dan tidak adanya sumber air untuk memadamkan api membuat warga kesulitan menolong.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara Satriadi Gunawan mengatakan, pihaknya mendapat laporan kebakaran pada pukul 02.37 WIB dan langsung mengerahkan tim ke lokasi kejadian.
Berdasarkan kronologi kejadian, kata dia, korban meninggal dunia karena terkunci dari luar.
Pintu utama tersebut berupa rolling door dan dikunci dari luar oleh anaknya yang sedang pergi bermain futsal.
"Korban terkunci di dalam bengkel. Pintu utamanya rolling door yang digembok dari luar oleh anak korban yang sedang pergi bermain futsal," kata dia.
Akibat hal ini, korban pun tidak dapat menyelamatkan diri. Satriadi mengatakan, dugaan penyebab kebakaran adalah korsleting dan diperkirakan kerugian atas kejadian ini adalah Rp 300 juta.
Gulkarmat mengerahkan 10 unit mobil damkar dan 50 personel untuk memadamkan kobaran api. [tum]