Dalam 5 hari setelah muncul gejala, sebagian partisipan secara random mendapat molnupiravir selama 5 hari dan sebagian sisanya mendapat plasebo.
Di akhir penelitian, 14,1 persen pasien di kelompok plasebo dirawat di rumah sakit dan meninggal. Hanya 7,3 persen pasien dari kelompok molnupiravir yang masuk rumah sakit dan tidak satupun meninggal dunia.
Baca Juga:
Dinkes Belitung Klaim Kasus Covid-19 Nihil
2. Cara kerja
Obat yang dikembangkan Merck and Ridgeback Biotherapeutics ini bekerja dengan memodifikasi material genetik atau RNA virus Corona. Modifikasi tersebut menciptakan error sehingga mengeblok virus untuk menggandakan diri.
3. Efek samping
Baca Juga:
Stok Habis, Vaksinasi Covid-19 Booster di Sumsel Tertunda
Merck melaporkan tidak ada efek samping serius molnupiravir yang dialami relawan dalam uji klinis. Beberapa efek samping yang umumnya berupa keluhan ringan seperti sakit kepala, sulit dibedakan dengan keluhan yang muncul karena Covid-19.
4. Pertama di dunia
Obat sejenis selama ini diberikan melalui injeksi, dan jika molnupiravir mendapat izin penggunaan darurat maka ini akan menjadi obat oral pertama untuk Covid-19.