WahanaNews.ID | Di tepi sebuah danau penampungan yang menyuapi bendungan terbesar Vietnam, Dang Thi Phuong menunjuk ke sebuah retakan tanah, di mana ikan-ikan dulunya bersarang.
Belakangan, muka air danau menyusut tajam didera serangkaian gelombang panas, dengan rekor suhu tertinggi dicatat pada Mei silam.
Baca Juga:
Kaum Miskin Paling Terancam, Panas Ekstrem di Eropa Picu 50 Ribu Kematian
Kekeringan mengancam sungai-sungai dan bendungan di utara Vietnam yang sejatinya kaya air. Fenomena ini ikut membebani warga lokal yang mencari nafkah dari perikanan.
Di bendungan Thac Ba di Provinsi Yen Bai, 160 kilometer di utara Hanoi, ketinggian air di danau penampungan sudah menyentuh level terendah sejak 20 tahun terakhir, menurut laporan media-media lokal.
Situasi yang lebih menggenaskan bisa ditemui pada Sungai Merah yang ikut mengairi Thac Ba. Sungai itu dikabarkan hanya tinggal genangan air di antara lumpuran berbatu.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
"Biasanya, saya menghasilkan hingga tiga juta dong (setara Rp. 1,8 juta) per bulan dari menangkap ikan di danau, tapi sekarang tidak ada yang bisa saya tangkap," kata Phuong, 42, yang menambahkan betapa kekeringan dan gelombang panas juga menyulitkan kerbau dan hewan lain.
Dia juga khawatir, kekeringan bisa mengancam pasokan air irigasi untuk sawah dan kebun, yang berpotensi memicu kerawanan pangan.
"Kami menggunakan air dari sumur terdekat untuk mengairi sawah. Tahun ini, mata airnya mengering. Jadi kalau situasinya berlanjut seperti sekarang, saya takut kami tidak lagi punya air untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia kepada AFP.