Musim gelombang panas di Asia Tenggara
Bulan April dan Mei biasanya tercatat sebagai musim paling panas di Asia Tenggara. Temperatur cenderung melonjak yang diiringi tingkat kelembapan tinggi selama peralihan antara musim hujan dan kemarau.
Namun musim pancaroba di Asia Tenggara kini semakin sering didera gelombang panas akibat dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
Kaum Miskin Paling Terancam, Panas Ekstrem di Eropa Picu 50 Ribu Kematian
Pada pertengahan April silam, Thailand mencatatkan suhu setinggi 45,4 derajat Celsius, ketika Laos didera temperatur 43,5 derajat Celsius selama dua hari di bulan Mei. Rekor suhu panas di Vietnam terpecahkan pada awal Mei dengan 44,2 derajat Celsius.
Gelombang panas di bulan Mei juga mencatatkan rekor temperatur di belahan dunia lain, yakni China, Eropa, Amerika Serikat dan Meksiko.
Fenomena ini sudah diperingatkan oleh Panel Iklim PBB (IPCC), yang melaporkan dengan keniscayaan tinggi, betapa periode 2023-2027 akan dicatat sebagai periode lima tahunan paling panas dalam sejarah pencatatan cuaca.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
Penyebabnya adalah peningkatan level gas rumah kaca di atmosfer akibat pembakaran energi fossil dan menguatnya fenomena el-Nino yang ditandai oleh temperatur tinggi.
Laporan terbaru IPCC mewanti-wanti terhadap "setiap jengkal peningkatan pada pemanasan global yang mampu memperparah dan menggandakan ancaman bencana."
Krisis energi di Vietnam
Kekeringan saat ini pun sudah melumpuhkan sejumlah pembangkit air di Asia tenggara, termasuk Vietnam.