Wahananews ID | Pemerintah Kabupaten Samosir terus melakukan beragam upaya untuk membangun kepariwisataan dan ekonomi kreatifnya guna menunjang kemajuan daerah dan penghasilan masyarakat khususnya yang berada didaerah tujuan Wisata.
Kawasan danau Toba kabupaten Samosir juga berupaya melakukan sosialisasi terkait pelayanan pada pengunjung dan wisatawan.
Baca Juga:
DPD FBI DKI Jakarta Terima SK Kepengurusan, Siap Menyongsong Pelantikan November Mendatang
Diberbagai sektor, para pelaku pariwisata dan pemerintah daerah berupaya agar para pengunjung dan wisatawan mendapat pelayanan yang prima.
Tentunya dalam hal ini, juga dibutuhkan dukungan dari masyarakat yang cinta akan kemajuan kawasan danau Toba khususnya masyarakat Samosir dan juga pada masyarakat yang tinggal di luar kawasan danau Toba.
Sangat diharapkan sekali dukungan para perantau dalam dukungan kemajuan kawasan danau Toba. Salah satunya dengan mempromosikan dan mengajak wisatawan agar datang berwisata ke kawasan danau Toba - Samosir.
Baca Juga:
KRT Tohom Purba Diangkat sebagai Koordinator Bidang Hukum Pengurus Toga Purba Se-Jabodetabek
Dengan bentuk dukungan berupa promosi, hal ini sedikit banyaknya akan membantu masyarakat dalam peningkatan perekonomian kreatif semakin meningkat, didaerah tujuan wisata
Untuk mencapai hal tersebut, tidak segampang membalikan tangan. Sesuatu yang dikerjakan dengan tujuan baik, pasti ada pro dan kontranya serta tantangan yang dihadapi.
Untuk itu diperlukan juga pelayan yang baik dalam menyikapi segala hal tantangan menuju kebaikan dan kemajuan bersama.
Salah satu tantangan, dimana beberapa media Minggu (27/03/22 ) menayangkan adanya pelayanan yang diduga tidak prima dari salah satu pelabuhan penyeberangan di kecamatan Simanindo.
Didalam pemberitaan media tersebut diberitakan sempat timbul kericuhan dengan penumpang yang akan menyeberang dari pelabuhan Ambarita menuju pelabuhan Ajibata.
Terkait hal tersebut, Senin (28/03/22) awak media ini telah melakukan konfirmasi kepada General Manajer ASDP Cabang Sibolga Partogi Tamba. Guna menanyakan peristiwa tersebut.
Dalam pemberitaan dituliskan bahwa KMP IHAN BATAK mengeluarkan Tiket melebihi kapasitas serta kurang profesionalnya petugas KMP IHAN BATAK dalam pengelolaan antrian kendaraan roda 4 (empat).
"Terkait informasi tersebut dapat kami sampaikan bahwa sebenarnya penjualan tiket yang dilakukan oleh petugas dilapangan telah sesuai prosedur, pengangkutan kendaraan juga telah sesuai kapasitas kapal,”
“Terkait antrian dipelabuhan bukan domain kami, karena ASDP hanya sebagai operator kapal,” ucap GM ASDP Cabang Sibolga Partogi Tamba melalui pesan WhatsApp.
Dari jawaban tersebut, jelas bahwa urusan antrian bukan domain pihak ASDP tetapi pihak perpakiran yang dikelola oleh Dinas Perhubungan kabupaten Samosir.
Ditambahkan juga, bahwa tiket pembelian tiket penyeberangan sekarang sudah dapat melalui pembelian tiket online dan nantinya penjulan tiket tidak lagi dilakukan secara manual.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir mengatakan tidak benar adanya kelebihan muatan kapal.
"Nggak ada masalah, hal ini hanya kurang informasi dilapangan saja. Di pelabuhan Ambarita ada 3 fungsi masing-masing pertama fungsi tugas parkir mengatur untuk parkir persiapan, kedua pihak pelabuhan menampung parkiran yang masuk pelabuhan atau kendaraan yang di pelabuhan dan yang ketiga pihak Ferry menampung dan melakukan tiketing yang mau diangkut dari pelabuhan," ujar Kepala dinas Perhubungan kabupaten Samosir Laspayer Sipayung.
Lebih lanjut Kepala Dinas perhubungan menambahkan bahwa tidak ada kelebihan muatan.
“Malahan kita membatasi, muatan kapal Ferry IHAN BATAK adalah 32 kendaraan roda 4 kemarin itu didalam kapal sudah ada 27 kendaraan yang sudah terlebih dahulu masuk maka untuk itu dilakukan penambahan 5 unit kendaraan lagi,”
"Namun ada grup yang berjumlah 7 (tujuh) unit kendaraan rombongan yang mau menyeberang secara bersamaan, namun karena yang boleh berangkat cuman 5 (lima) unit dan 2 (dua) lagi mesti menunggu trip Ferry selanjutnya, akhirnya rekan-rekannya yang 5 (lima) keluar. Dimana rombongan mereka yang 2 (dua) lagi mesti tinggal," ujar Laspayer.
Kadis Perhubungan juga menyampaikan bahwa dikarenakan 5 (lima) unit keluar dari Ferry maka diambil lah dari areal parkir persiapan, guna menutupi kekurangan muatan kapal, dan masuk keparkiran pelabuhan.
Laspayer mengatakan bahwa rombongan tersebut langsung membeli tiket langsung 7 (tujuh) tiket padahal yang boleh masuk cuman 5 (lima) kendaraan dan hal tersebut sudah disampaikan oleh pihak parkir kepada rombongan yang akan menyeberang.
"Nah disinilah kurangnya informasi dilapangan, dimana pihak petugas parkir tidak mengetahui jika 5 (lima) unit kendaraan sudah keluar dari dalam Ferry dimana rombongan tidak dapat ikut menyeberang, dan inilah yang diambil fotonya dikatakan kelebihan muatan," tutur Kadis Perhubungan lebih lanjut.
Dijelaskannya, jika kurang muatan maka akan diambil dari parkir persiapan dengan nomor urut parkir terdepan. Dimana pihak yang mengatakan pelayanan parkir dan pihak ASDP tidak profesional semuanya itu kurang infomasi dilapangan, antara pihak parkir dan pihak ASDP dan juga mengatakan yang lain boleh masuk dan tidak.
"Dan saya telepon yang bersangkutan untuk minta maaf dan kedepan akan ditingkatkan pelayanan yang semakin baik," tegas Laspayer.
Ditambahkanya, juru parkir sempat melarang masuk, dan terjadilah cek-cok mulut, dimana petugas parkir tidak mendapat info yang jelas.
"Untuk itu kita lakukan pertemuan dan pembinaan pada juru parkir dan mengingatkan pengelola dermaga dan pihak Ferry agar kedepannya lebih maksimal mengawasi dan mengontrol kendaraan mana yang mau masuk dan jumlah kendaraan yang akan menyeberang," tutup ujar Laspayer Sipayung. [tum]