WahanaNews.ID | Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan harapannya agar federasi sepakbola dunia (FIFA) mengerti posisi yang dialami Indonesia terhadap Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Harapan tersebut disampaikan oleh Sudarnoto sebagai Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional (HLNKI), Senin (27/3) malam.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
"FIFA harus Mengerti juga kondisi posisi Indonesia dalam kaitannya dengan Palestina Dan kaitannya dengan sepak bola ini," kata Sudarnoto.
Demi terselenggaranya acara Piala Dunia U-20 2023 di Nusantara, MUI juga berharap FIFA mau pula mendengarkan lobi-lobi dari Indonesia.
"Jadi maksudnya supaya FIFA jangan memaksakan kehendak juga gitu loh, nah ini kan lobi. Jadi yakinkan saja," ujar Sudarnoto.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
Sebagai solusi agar pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia tetap terlaksana, MUI mengusulkan khusus untuk Israel tak bermain di sini. Dia pun menyarankan di negeri jiran Indonesia yakni Singapura.
"Tetapi Israel jangan main di Indonesia. Di Singapura. Tidak ada persoalan kalau lawannya Israel, ya ke Singapura gitu loh. Itu aman," ujarnya.
Sudarnoto menyebut usulan tersebut demi menjaga citra Indonesia tetap bagus di mata internasional dan membuahkan solusi tanpa ada gejolak.
"Supaya Indonesia tetap bagus di mata internasional Piala dunia tetap diselenggarakan di Indonesia tetap jalan, enggak ada gejolak," katanya.
FIFA sebelumnya membatalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali menyusul sikap sejumlah pihak termasuk kepala daerah yang menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia.
Alasan mereka yang menolak adalah, Indonesia tidak seharusnya menerima timnas Israel untuk menegaskan dukungan terhadap Palestina.
Plt Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy menyatakan syarat yang sempat diajukan Indonesia terkait keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 kelihatannya tak disepakati FIFA.
"Dalam konstitusi kita di preambule alinea pertama: 'Bahwa sesungguhnya kemerdekaan hak segala bangsa, Itu yang menjadi faktor yang kita pegang. Karena itu, ketika ada negara yang timnya kita indikasikan kategori itu, harus ada syarat khusus dan itu yang kita ajukan ke FIFA. Kelihatannya tidak ada titik temu," ujar Muhadjir awal pekan ini.
Selain itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir disebut terbang ke Swiss untuk menemui petinggi FIFA guna melobi otoritas sepak bola tertinggi dunia itu terkait posisi Indonesia sebagai tuan rumah.[zbr/CNN]