Wahana News ID I Salah satu negara dengan peningkatan nilai ekspor tertinggi adalah China. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia ke China bertambah sebesar US$ 1,4 miliar pada Oktober 2021.
Pada September lalu total ekspor Indonesia ke China senilai US4 4,54 miliar dan bertambah menjadi US$ 5,93 miliar di Oktober 2021. Ini terutama didorong oleh dua komoditas utama yakni bahan bakar mineral serta besi dan baja.
Baca Juga:
Genjot Ekspor, Ini Jurus Menkeu Sri Mulyani
"Peningkatan ekspor terbesar ke China, meningkat US$ 1,4 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (15/11/2021).
Peningkatan ekspor Indonesia tertinggi kedua ke negara tujuan Malaysia yang tercatat bertambah US$ 128,5 juta. Kemudian disusul oleh Mesir yang bertambah US$ 115,3 juta dan ke Ukraina bertambah US$ 66,9 juta serta ke Arab Saudi bertambah US$ 51,5 juta.
Sementara ini, penurunan terbesar ekpor non migas tercatat ke negara tujuan Jepang yang terkontraksi US$ 126,2 juta. Kemudian disusul oleh Korea Selatan dengan kontraksi US$ 103,6 juta.
Baca Juga:
Pemerintah Dorong Ekspor di Tujuh Sektor Melalui TEI ke-37
Selanjutnya penurunan ekspor terbesar ada Spanyol dengan kontraksi US$ 71,4 juta dan ke Afrika Selatan turun US$ 58,1 juta serta ke Taiwan turun US$ 54,5 juta.
"Ekspor turun tertinggi itu ke Jepang. Komoditasnya yang turun tinggi ada biji logam, terak dan juga nikel dan barang daripadanya," jelasnya.
Kemudian, jika dilihat dari golongan barangnya yang ekspornya meningkat paling tinggi di Oktober lalu adalah:
- Bahan bakar mineral naik US$ 823,3 juta
- Lemak dan minyak hewani/nabati US$ 538,9 juta
- Besi dan baja US$ 232,5 juta
- Timah dan barang daripadanya US$ 79,6 juta
- Ampas dan sisa industri makanan naik US$ 52,1 juta
Untuk golongan barang yang ekspornya turun tertinggi adalah:
- Mesin dan perlengkapan eletrik serta bagiannya turun US$ 105,5 juta
- Nikel dan barang daripadanya turun US$ 90,8 juta
- Karet dan barang dari karet turun US$ 56,9 juta
- Bijih logam, terak dan abu turun US$ 56,8 juta
- Bahan kimia organik turun US$ 54,3 juta. (tum)