Wahananews ID | Dikutip dari The Sun, Minggu (13/3/2022), pembangkit nuklir di Chernobyl dilaporkan bakal menimbulkan radiasi di wilayah Eropa.
Peringatan ini muncul setelah Rusia memutus pasokan listrik ke jaringan Ukraina pada Februari lalu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Setelah itu, sistem pendingin fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas akan berhenti, membuat kebocoran radiasi segera terjadi," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Chernobyl (yang sebelumnya bagian dari Uni Soviet) menjadi rute terpendek jika menempuh perjalanan dari Belarus ke Ibu Kota Ukraina, Kiev. Alhasil, kota ini menjadi garis serangan yang masuk akal bagi Rusia untuk menginvasi Ukraina.
Adapun generator darurat disebut telah memasok listrik cadangan ke sejumlah wilayah di Ukraina. Meski demikian, genset tersebut akan kehabisan solar dalam 48 jam.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Sementara itu, Direktur Energi Petro Kotin menambahkan bahwa cuaca yang berada di bawah titik beku akan membantu menjaga limbah nuklir di pembangkit tetap stabil.
"Sekarang semuanya tergantung pada suhu sekitar. Sekarang cukup dingin dan dalam kondisi seperti itu pendinginan dapat berlangsung selama sekitar tujuh hari tanpa dampak serius," jelas dia.
Sebelumnya perusahaan nuklir milik Ukraina mengatakan bahwa jika pemadaman listrik menyebabkan kebocoran radiasi, kemungkinan besar awan radioaktif akan disebarkan oleh angin ke wilayah di Ukraina termasuk Belarus, Rusia, dan Eropa. [tum]