Wahananews ID | Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sudah dua hari naik beruntun. Hari ini CPO, Selasa (15/2/2022) melonjak tajam.
Mengacu pada data Refinitiv, harga CPO dibanderol di level MYR 5.675/ton atau naik 1,83% pada pembukaan pagi tadi.
Baca Juga:
Bappebti Pilih Kalbar Jadi Tuan Rumah Literasi Bursa CPO ke-4
Perkembangan ini membuat harga CPO membukukan kenaikan 12,51% secara bulanan dan dalam sepekan terakhir, harga masih naik 2,31%.
Kemarin, harga CPO di akhir perdagangan ditutup dengan harga all time high di MYR 5.664/ton.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO akan berada di bawah titik resistance MYR 5.676/ton atau kembali ke kisaran MYR 5.484-5.558/ton.
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Jika penurunan terjadi menandakan siklus gelombang 5 dari MYR 4.294/ton selesai. Jika harga CPO menembus di atas titik resistance MYR 5.676/ton, maka akan ada kenaikan ke kisaran MYR 5.749-5.794/ton.
Menyadur dari CNBC Indonesia, mengacu kepada grafik harian, pembentukan spinning top kecil pada 14 Februari lalu dan doji (candlestick yang terbentuk ketika harga pembukaan dan penutupan hampir sama untuk jangka waktu tertentu) pada hari Senin menunjukkan hilangnya momentum bullish. Sehingga, harga CPO akan turun menuju MYR 5.529/ton.
"Namun, jika harga CPO bergerak di atas MYR 5.749/ton, tampaknya koreksi akan segera terjadi," tutur analis komoditas Reuters Wang Tao dikutip dari Reuters.
Menurut Ketua Perdagangan dan Perencanaan Kaleesuwari Intercontinental Gnanasekar Thiagarajan, pasar minyak sawit mentah mendapat bantuan karena Pemerintah India memotong pajak dan memicu kenaikan permintaan. Sehingga, membuat harga CPO dunia kembali naik di tengah tensi di Ukraina yang semakin memanas.
India menurunkan infrastruktur pertanian dan memotong pajak impor minyak sawit mentah dan turunannya menjadi 5% dari 7,5%, jika mengacu kepada pengumuman Menteri Keuangan India pekan lalu.
"Dengan penurunan pajak, harga minyak sawit mentah menjadi lebih menarik untuk pembeli India," tutur Direktur Sunvin Group di Mumbai Sandeep Bajoria dikutip dari The Edge Markets.
Pembeli di India membeli 40,000 ton minyak kelapa sawit mentah kemarin, dengan kisaran harga US$ 1.517,50 - US$ 1.525/ton, termasuk biaya kargo untuk pengiriman Maret. Harga CPO telah melonjak lebih dari 50% secara tahunan dipicu oleh pasokan yang terbatas dari Indonesia dan Malaysia.
Direktur Selangor Broker Pelindung Bestari Paramalingam Supramaniam memprediksikan produksi Malaysia pada kuartal pertama tahun ini berada di bawah 1,8 juta hingga 2 juta ton secara bulanan.
Langkah pencegahan lain yang diambil oleh Pemerintah India yaitu memperpanjang tarif dasar bea masuk nol persen pada minyak sawit mentah, minyak kedelai mentah dan minyak biji bunga matahari mentah hingga 30 September 2022.
Langkah ini akan membantu dalam menekan tren kenaikan harga minyak di pasar internasional karena ketersediaan yang terbatas dan faktor eksternal lainnya.
Selain itu, Pemerintah India juga menetapkan kebijakan jumlah batas stok pada minyak nabati untuk jangka waktu sampai 30 Juni 2022 di bawah Undang-Undang Komoditas 1955.
Langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi praktik tidak adil seperti penimbunan dan pemasaran gelap yang dapat menyebabkan kenaikan harga minyak di pasar. [tum]