WahanaNews.ID | Produksi industri Jerman turun 3,4 persen pada Maret dibandingkan bulan sebelumnya, setelah meningkat selama dua bulan berturut-turut pada awal 2023, kata Kantor Statistik Federal (Destatis) pada Senin (8/5/23).
Penurunan tersebut memengaruhi sebagian besar industri di perekonomian terbesar Eropa itu. Produksi di sektor otomotif yang penting di negara itu turun 6,5 persen.
Baca Juga:
China Serukan Reformasi Kuota IMF
"Menyusul kinerja yang menggembirakan oleh industri pada awal tahun, terjadi penurunan tajam yang tak terduga pada Maret," kata Kementerian Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman dalam pernyataannya.
Namun demikian, situasi yang membaik di kalangan bisnis Jerman "mengarah pada pemulihan ekonomi hingga akhir tahun 2023," kata kementerian itu.
Pesanan baru untuk perusahaan-perusahaan manufaktur Jerman turun 10,7 persen dalam basis bulanan pada Maret. Ini merupakan penurunan paling tajam sejak April 2020, saat pandemi COVID-19 melumpuhkan perekonomian-perekonomian di seluruh dunia.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
Ini adalah "sinyal peringatan untuk pembangunan ekonomi," papar Zenzen.
"Bahkan hambatan material yang berkurang dan harga energi yang lebih rendah tidak dapat mengimbangi ekonomi global yang suram dan permintaan domestik yang lesu."
Para ekonom memiliki pandangan yang lebih negatif tentang perkembangan itu.
"Industri memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menjadi stagnan alih-alih mengalami pemulihan seperti yang diharapkan," kata Jupp Zenzen, pakar ekonomi di Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK).
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen tahun ini.
Didorong oleh pembukaan kembali China, Asia akan memberikan kontribusi sebesar sekitar 70 persen terhadap pertumbuhan global, "sebuah persentase yang jauh lebih besar ketimbang beberapa tahun terakhir."[zbr]