Wahananews ID I Menanggapi video viral di media sosial yang menghebohkan masyarakat Suku Batak, adanya dua orang pendeta (AL) dan (WS) melakukan doa di Pusuk Buhit Samosir, Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Samosir Pdt. Ayub Tampubolon angkat bicara.
Sebagaimana diketahui video viral tersebut telah mengakibatkan ketersingungan perasaan bagi sejumlah orang dari Suku Batak.
Baca Juga:
Aquabike Jetski World Championship 2024 Resmi Dibuka di Danau Toba, Samosir
"Saya sangat apresiasi dengan Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon, beliau dengan cepat menanggapi akan keresahan masyarakat batak, atas video yang viral terkait tindakan 2 (dua) oknum pendeta yang diduga telah meresahkan masyarakat batak ditempat sakral Pusuk Buhit. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Kapolres Samosir melakukan mediasi kepada perwakilan masyarakat dan kedua oknum pendeta," ujar Ayub Tampubolon, kepada awak media WahanaNews.co Rabu (15/12/2021).
Ayub Tampubolon juga menerangkan, bahwa kegiaatan mediasi dilakukan di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Samosir, pada hari Selasa, 14 Desember 2021.
Dalam kegiaatan mediasi tersebut hadir mewakili Bupati Samosir Oscar Simbolon, wakil ketua DPRD Samosir Pantas M Sinaga, Dandim 0210/TU yang diwakili perwira penghubung Kapten Donal Panjaitan, Kasi Intel Kejaksaan Tulus Tampubolon, Kemenag, Ketua API, FKTM, Lembaga Adat, Yayasan Pusuk Buhit, Lembaga Adat dan Budaya Limbong Mulana Kenegerian Limbong Si 7 Tali, Forum Batak Intelektual, Pemuda Batak Bersatu, GAMKI, Insan Pers, dan kedua oknum pendeta Al dan WS.
Baca Juga:
Dinas Ketapang dan Pertanian Samosir Lakukan Rapit Test Residu Pestisida Anggur Shine Muscat, Ini Hasilnya
"Dalam pertemuan tersebut, saya menyampaikan, bahwa tindakan yang dilakukan kedua oknum pendeta tersebut tidak etis dan mencederai masyarakat suku batak. Akan tindakan dan ucapan yang dilakukan di Pusuk Buhit baru baru ini. Dimana masyarakat batak yang mensakralkan daerah Pusuk Buhit dan merupakan asal muasal Suku batak dan tempat tinggal nya si Raja Batak dan Pusuk Buhit merupakan titik Nol peradabatan suku batak," sebut Ayub.
Lebih lanjut Ketua API Kabupaten Samosir mengatakan bahwa untuk melakukan pelayanan sangat diperlukan hubungan yang baik kepada Tuhan, lebih dalam dan diam dikaki Tuhan untuk berdoa dan menyembah-Nya, memohon hikmat dan pengurapan.
Ini sebagai suatu pengalaman pelayanan yang berarti bagi Pendeta, untuk dapat melihat konteks Agama dalam memandang Budaya, memperhatikan ruang lingkup daerah pelayanan sehingga kearifan lokal yang tidak dilanggar.
"Profesi Pendeta akan menjadi jelek di Medsos jika dalam pelayanan atau ceramah kita dan tindakan kita ketika kita mempergunakan media sosial, sebagai alat penceramahan dan tindakan kita menyalahi dan membuat pihak lain tersinggung. Marilah kita menjalankan pelayanan sebagai hamba Tuhan di jalur yang benar," lanjut Ayub Tampubolon.
Ayub meminta agar para pemimpin umat menjadi teladan dan dapat ditiru masyarakat dalam aspek kehidupan sehari hari, dan dapat berdiam diri dihadapan Tuhan, serta dapat membangkitkan citra sebagai pemimpin Umat, baik itu pelayanan dalam bentuk visual dan media.
Dia mengharapkan agar semua yang hadir dan kepada suku bangso batak untuk membuka hati, pikiran, perasaan untuk dapat menerima mohon maaf kedua pendeta tersebut, tanpa ada lagi yang lainnya untuk mempermasalahkan lagi, sehingga kedua pendeta itu dapat kembali berkonsentrasi ke pelayanan mereka.
“Mari kita melepaskan roh pengampunan sehingga memberikan kebahagian kepada mereka dan kepada kita, dimana Alkitab mengajarkan kepada kita untuk saling mengampuni bahkan musuh kita sendiri dan mendoakannya, dimana kedamaian dan kerukunan itu indah dan membahagiakan,” ucap Pendeta Ayub Tampubolon yang juga Ketua I PGID Kabupaten Samosir.
Ayub Tampubolon juga mengharapkan agar dilain waktu, nantinya para pendeta atau pelayanan yang lainnya agar membawa surat keterangan dari pimpinan mereka ketika akan memberikan pelayanan di Kabupaten Samosir dan juga kedaerah lainnya.
Bagi para pelayanan rohani diharapkan juga agar mempelajari daerah pelayanan dengan cermat serta koordinasi dengan kementerian agama setempat, agar hal hal yang tidak diingin tidak terjadi.
"Mari anggap saja kedua sahabat kita anak yang hilang yang kembali kita terima, kita maafkan sehingga damai di hati hadir dan bisa menjalankan pelayanan dengan baik," tambahnya.
Kegiatan mediasi berjalan dengan baik, ditutup serta ditutup dengan doa oleh Ketua API Kabupaten Samosir dan diakhiri dengan photo bersama. (tum)