Wahana News ID I Pemerintah dan organisasi dapat belajar bahwa tolok ukur yang digunakan pada satu bencana vulkanik tidak dapat digunakan pada yang lainnya. Hal ini karena setiap bencana memiliki karakteristiknya masing-masing.
Demikian disampaikan Mirzam Abdurrachman, Vulkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) menyikapi bencana erupsi Gunung Semeru, diansir dari Kompas TV, Minggu (5/12/2021).
Baca Juga:
Polisi Temukan Ladang Ganja di Hutan Curam Gunung Semeru, 2 Pelaku Ditangkap
Mirzam menyebutkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, harus belajar mengenai kesiapsiagaan bencana.
Menurutnya, hal ini harus terus dilakukan berulang dan bersinergi dengan pemerintah
Ia juga mengatakan, harusnya erupsi yang pernah terjadi sebelumnya bisa jadi bahan pelajaran.
Baca Juga:
Polres Lumajang Temukan Ratusan Tanaman Ganja di Lereng Gunung Semeru
Termasuk dengan pembelajaran membaca informasi mengenai tanda tanda bencana yang dikeluarkan oleh institusi.
Tak hanya itu, Mirzam juga menuturkan bahwa bencana Gunung Semeru ini dapat menjadi pelajaran baru bagi setiap pihak, tanpa terkecuali.
Mulai dari pemerintah, organisasi, hingga masyarakat nasional dan secara khusus, masyarakat yang tinggal di wilayah kaki gunung.
Begitu pula tentang cuaca buruk yang belakangan menerjang Indonesia; di mana menurut analisis Mirzam, erupsi Gunung Semeru juga dipercepat atas faktor tersebut.
Hal ini merujuk pada prediksi erupsi yang tidak terdeteksi sepanjang November 2021. (tum)