Wahana News ID I Virus corona varian baru B.1.1.529 atau yang disebut Omicron mulai membuat panik pasar finansial global, sebab dikhawatirkan akan memicu lockdown lagi.
Sentimen pelaku pasar yang memburuk sejak Jumat pekan lalu membuat rupiah langsung terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) begitu perdagangan Senin (29/11) dibuka.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,35% ke Rp 14.350/US$. Pelemahan rupiah makin berdampak menjadi 0,42% ke Rp 14.360/US$ pada pukul 9:07 WIB, level tersebut merupakan yang terlemah sejak 5 November lalu.
Virus corona Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan kini sudah ditemukan di beberapa negara termasuk tetangga Indonesia, yakni Australia. Minggu kemarin, dilaporkan ada dua kasus positif corona Omicron. Keduanya datang dari Afrika Selatan dan mendarat di Sydney.
Para ilmuwan mengatakan Omicron lebih mudah menular ketimbang varian lainnya, Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan Omicron sebagai Varian of Concern (VoC).
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
Kemunculan Omicron dikhawatirkan akan membuat banyak negara kembali menetapkan lockdown yang pada akhirnya berujung pada pelambatan ekonomi.
Rupiah sebagai mata uang emerging market menjadi kurang diuntungkan ketika sentimen memburuk. Investor akan memilih dolar AS yang menyandang status safe haven.
Sementara itu dari dalam negeri,Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemerintah telah memperketat semua jalur transportasi untuk baik udara, laut dan darat untuk mencegah masuknya varian Omicron ke Indonesia.