Pertempuran terjadi setelah ketidaksepakatan terus terbentuk dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dengan RSF mengenai masuknya kelompok paramiliter tersebut ke dalam angkatan bersenjata negara itu, sebuah syarat dalam kesepakatan transisi Sudan dengan kelompok politik.
Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021 ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan status darurat dalam gerakan yang disebut sebagai "kudeta" oleh berbagai kekuatan politik.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024.[zbr/Anadolu]