WahanaNews.id | Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, memaparkan visi dan misinya pada forum fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Sabtu (6/11/2021).
Tentara yang berdinasi mulai 1987 itu menyodorkan slogan “TNI adalah Kita” sebagai visinya.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid-Andika Perkasa Ditunjuk Jadi Timses Ganjar
"Memang sangat singkat sekali, tetapi justru di sini saya ingin masyarakat Indonesia, masyarakat internasional melihat TNI ini sebagai bagian dari mereka," ujar Andika.
Adapun misi yang diusung Andika ada tiga.
Pertama ialah menegakkan kedaulatan negara.
Baca Juga:
Andika Perkasa Sedih Ketika Mengenang Pengalaman Operasi Militer di Aceh
Kedua, mempertahankan keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
"Untuk mission statement (pernyataan misi), saya tidak ingin keluar dari Undang-Undang Nomor 34 (Tahun 2004) tentang TNI," ucapnya, dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid itu.
Selain itu, Andika juga memaparkan program yang akan diimplementasikan di TNI.
Program pertamanya ialah melaksanakan tugas TNI sesuai dengan perundangan-undangan yang ada.
Andika tak mau TNI justru melebihi kewenangan yang diatur UU.
"Jangan kelebihan, dan harapan saya juga tidak akan mengambil sektornya kementerian atau lembaga lain," kata calon tunggal Panglima TNI itu.
Program kedua Andika ialah penguatan operasi pengamanan perbatasan darat, laut, dan wilayah udara.
Ketiga, peningkatan kesiapsiagaan satuan TNI untuk tugas operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
Keempat, peningkatan operasi siber.
"Saat ini memang (siber) sudah hadir di mana-mana sehingga kita sudah tidak bisa menghindar," ujar menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu. Seperti dilansir dari WahanaNews.co, Minggu (07/11/2021).
Program kelima Andika ialah peninkatan sinergitas intelijen terutama di wilayah konflik.
Keenam, pemantapan interoperabilitas Trimatra terpadu dalam operasi TNI.
Ketujuh, penguatan integrasi pentaaan organisasi untuk mewujudkan TNI yang adaptif.
Terakhir atau kedelapan, reaktualisasi peran diplomasi militer dalam kerangka kebijakan politik luar negeri.
"Saya melihat ini satu hal yang harus menjadi perhatian," kata Andika. [jef]