Gerilya dengan keluar-masuk hutan dilakukan bertahun-tahun saat pendudukan Belanda.
Dia memimpin pasukan, hingga pernah melakukan peledakan bom di jalan yang dilintasi konvoi panser Belanda.
Baca Juga:
Pemprov Kepri Salurkan Bantuan Rp1,2 Miliar untuk 433 Veteran LVRI
Sanjoto kemudian masuk dalam barisan Corps Polisi Militer dengan pangkat Sersan Satu.
"Berulang kali saya melakukan pengawalan, sampai pada Jenderal Ahmad Yani. Saat membentuk Batalyon Banteng Raiders di Bulakamba, Tegal, pun saya ikut terlibat pengawalan. Sampai kedatangan Bung Karno, saya juga yang mengawalnya," ceritanya.
Sementara itu, terkait kondisi rumah saat itu, ungkap Sanjoto, memang rusak parah.
Baca Juga:
HUT RI 78, Bupati Mamuju Ajak Generasi Muda Berkiprah Positif
Di dinding terdapat peta yang ditujukan bagi pengikut petinggi PKI, DN Aidit, untuk kabur.
"Setelah itu, saya kan tinggal di hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya perbaiki dan tempati sejak tahun 1969," ujarnya.
Namun, bangunan rumah bertembok itu, bertahun-tahun sejak ditempati masih tampak sering bocor saat hujan datang. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan temboknya retak.