"Begitu juga dengan volume penjualan tahun 2021 yang mencapai 14,11 juta ton atau 100,8% dari target RKAP 2021. Rinciannya, penjualan pupuk subsidi 7,92 juta ton, pupuk non-subsidi 4,99 juta ton, dan non-pupuk 1,19 juta ton (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan sebagainya)," jelasnya.
Bakir Pasaman menambahkan prestasi tersebut tidak terlepas dari program transformasi bisnis perusahaan.
Baca Juga:
Pupuk Indonesia Gelar Demplot di Timor Leste Dukung Ketahanan Pangan Kawasan ASEAN
Di mana Pupuk Indonesia telah melakukan transformasi dari sebelumnya strategic holding menjadi activist holding.
Perubahan tersebut ditandai dengan sentralisasi sejumlah bidang strategis dengan tujuan untuk menghasilkan value creation (nilai tambah) bagi holding atau perusahaan.
"Proses transformasi ini juga berhasil mencatat kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA 2021 sebesar Rp14,18 triliun," paparnya.
Baca Juga:
HUT Pupuk Indonesia ke-12, Tanam 8.000 Bibit Pohon di 7 Lokasi
Ia juga memaparkan bahwa nilai ini jauh di atas realisasi EBITDA 2020 sebesar Rp9,81 triliun.
Prestasi ini berasal dari penjualan sektor retail, baik melalui Retail Management maupun Program Makmur.
"Kemudian proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi pemeriksaan aset," katanya.