Namun, ditengah perjalanan seorang pengendara yang katanya merupakan adik dari oknum TNI berpangkat Serma berinisial MS melintas di Jalan Simpang Kariman, Pasar III, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Kemudian, pengendara itu tidak sabar ingin lewat sehingga menabrakkan sepeda motornya ke arah lembu hingga mengalami patah tulang kaki.
Baca Juga:
Diperas Polisi Rp 30 Juta, Pria Ini Lapor ke Polrestabes Medan
"Lembu saya ditabrak, marah anak saya terus mereka berantem. Nggak ada penganiayaan, nggak ada pengeroyokan," tuturnya.
Setelah ditangkap, dirinya sempat mengunjungi anaknya itu tetap sempat mendapatkan pengusiran oleh Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Bambang.
"Dua kali saya datang, di usir sama Kanit Bambang. Kedua kalinya datang pas perdamaian, tapi dia (pengemudi) nggak mau damai. Abangnya si pelapor pakai seragam tentara," katanya.
Baca Juga:
Buntut Puluhan Prajurit TNI Datangi Polrestabes Medan Panglima Turunkan Danpuspom
Dijelaskannya, setelah kedua anaknya mendekap di penjara Polsek Percut Sei Tuan, kehidupannya langsung drastis berubah, karena selama ini kedua anaknya itulah yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Gimanalah sekarang yang nyari makan lembu juga sudah nggak ada. Saya mohon keluarkan anak saya, saya orang miskin. Beli beras juga harus ngutang," bebernya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga mengatakan bahwa, keluarganya telah menjaga lembu yang dititipkan tersebut sudah 15 tahun.