Untuk memperbaiki ataupun menggantinya dengan yang baru, BPBD Kabupaten Gunungkidul tak memiliki cukup anggaran. Pasalnya alat EWS harganya cukup mahal, 1 alat bisa mencapai Rp 1 miliar. Padahal anggaran mereka untuk penanganan bencana cukup minim.
Dengan garis pantai Gunungkidul cukup panjang karena mencapai 78,2 kilometer. Sebenarnya EWS sangat penting untuk memberi peringatan sedini mungkin akan adanya gelombang tsunami sehingga warga bisa langsung melakukan penyelamatan diri.
Baca Juga:
Peta Gempa 2024 Ungkap 14 Zona Megathrust Baru, Ancaman Makin Terukur
"Karena rusak, kini mereka hanya mengandalkan informasi dari BMKG," tambahnya.
Di mana informasi tersebut hanya mereka sebarkan melalui nomor handphone sekaligus Handy talky (HT) petugas SAR yang tersebar di pos-pos SAR terdekat. Kemudian oleh anggota SAR diteruskan ke masyarakat juga melalui WA.
Untuk peringatan dini tsunami, BPBD Gunungkidul memang mengandalkan BMKG. Karena lembaga tersebut belum lama ini memasang EWS dengan teknologi terbaru di atas Pantai Parangtritis dan Bandara YIA Kulonprogo.
Baca Juga:
Buleleng Diguncang 9 Kali Gempa, BMKG Ungkap Aktivitas Sesar Aktif
EWS milik BMKG diklaim mampu mendeteksi tsunami mulai jarak 200 kilometer dari bibir pantai. EWS milik BMKG nanti akan mengolah tinggi gelombang sekaligus kecepatan tsunami sampai ke daratan sehingga warga bisa langsung mencari lokasi yang aman.
"Sementara kita andalkan EWS BMKG dulu. Karena memang tidak anggaran untuk itu," ungkap dia. [rin]