"Road map tersebut sangat signifikan sebagai alat untuk menganalisis dan mengalokasikan dukungan yang dibutuhkan untuk masing-masing negara seperti teknologi, pembiayaan, infrastruktur, dan lainnya," ucap Arifin.
Ia mengharapkan melalui 41st ASEAN SOME, negara anggota ASEAN dapat berdiskusi lebih lanjut dan menyelesaikan isu-isu strategis terkini seperti perdagangan karbon dan dekarbonisasi industri minyak dan gas bumi (migas) melalui pengembangan teknologi carbon capture storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS).
Baca Juga:
Indonesia Saat Ini Sedang Kembangkan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
"Hal ini akan mengakselerasi bauran energi hijau dalam memastikan keamanan energi jangka panjang di regional ASEAN untuk mencapai target NZE. Selain itu, kita juga perlu merealisasikan komitmen kita untuk mencapai target nationally determined contributions (NDC) pada 2030 sesuai dengan target reduksi gas rumah kaca (GRK) pada masing-masing negara," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, selain berterima kasih kepada seluruh negara anggota ASEAN, mitra dialog, dan organisasi internasional atas dukungan dan kerja sama dalam mencapai target APAEC, Arifin juga menyambut Timor Leste sebagai anggota termuda ASEAN, khususnya pada 41st ASEAN SOME untuk mengobservasi kemajuan dan implementasi kerja sama energi di ASEAN.
"Semoga ASEAN dapat melibatkan Timor Leste lebih jauh lagi pada pertemuan dan aktivitas-aktivitas selanjutnya," kata Arifin.
Baca Juga:
PLN Kerja Sama dengan Perusahaan Korea Siapkan Implementasi Teknologi CCUS di PLTU
Perhelatan 41st ASEAN SOME dilaksanakan pada 19-23 Juni 2023 di Jakarta. Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus Ketua Persidangan 41st ASEAN SOME.
Dalam kegiatan tersebut, terdapat 10 anggota ASEAN, delapan mitra wicara negara, dan sejumlah organisasi internasional yang mendukung kerja sama energi ASEAN.[zbr]