Paru-parunya hanya berfungsi 50 persen.
Pada Desember 1948, Soekarno sempat menasihati Soedirman agar kembali ke rumah karena sakit.
Baca Juga:
Pakar Politik: Tanpa Pangkat Istimewa Prabowo akan Jadi Panglima Tertinggi di Negara
Namun, nasihat itu ditolak dan ia menegaskan akan terus bergerilya bersama para prajurit.
“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan gerilya dengan sekuat tenaga seluruh prajurit," kata Soedirman saat itu.
Selama bergerilya, Soedirman harus ditandu dengan berpindah-pindah tempat dan keluar masuk hutan.
Baca Juga:
Panglima TNI Berencana Turunkan Pangkat Kepala RSPAD dan Danpuspomad Jadi Bintang 2
Ia tidak bisa memimpin secara langsung pasukannya saat bertempur, tetapi ia memimpin lewat pemikiran dan motivasi untuk anak buahnya.
Setelah hampir 7 bulan bergerilya, Soedirman menyusun strategi untuk menghadapi pasukan Belanda.
Ia berencana merebut Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, dari tangan Belanda.