Karena pada saat sang istri hamil ia dinas di Tebing Tinggi, diakuinya ia kerap kurang fokus dalam bekerja.
"Semua masih terekam jelas betul di kepala saya bagaimana perjuangan kami agar bayi kembar kami bisa selamat," paparnya.
Baca Juga:
Basarnas Evakuasi 7 Korban Selamat KM Ladang Pertiwi ke Banjarmasin
Selama kehamilan diakui Chris bahwa sang istri sempat beberapa kali mengalami kondisi yang kurang baik.
"Kalau ngidam enggak banyak, cuman itu sejak mengandung dia sulit begerak bawaannya lemas, mudah capek bahkan sempat beberapa kali itu suntik penguat kandungan dan lain-lain," katanya.
Di saat sang istri tidak kuat, di sanalah Chris mengaku mulai mencari pinjaman untuk pengobatan hingga lahiran.
Baca Juga:
Makin Meluas 2.600 Ternak di Sumut Diduga Terpapar Wabah PMK
"Saya sempat minjam untuk operasi ikat serviks agar bayi kembar kami bisa lahir tepat waktu bukan prematur," katanya.
Sebab jika tidak operasi serviks maka hal tak terduga baik ibu atau anak kecil kemungkinan dikatakan christin bisa selamat.
"Operasi serviks ini atau ikat serviks ini untuk menekan agar bisa menekan tempat keluar bayi sehingga bayi bisa lahir di umur kandungan 9 bulan. Jika tidak di ikat serviks itu bayi bisa keluar dibawah usia kandungan 6 bulan. Sebab empat bayi ditambah ketuban itu bebannya sangat berat, tidak bisa dikatakan seperti apa prosesnya," jelasnya.